Bahasa menunjukkan bangsa. Setiap bangsa
pasti memiliki bahasanya sendiri, dan merasa bangga dengan bahasa
mereka. Bahkan mereka berusaha keras untuk memperkenalkan bahasa
bangsanya ke forum-forum international. Meskipun mereka tahu bahwa
bahasa Inggris telah menjadi bahasa Internasional yang banyak dipakai
oleh masyarakat dunia dalam berkomunikasi. Kebanggaan itu akan terlihat
ketika mereka bernarsis diri dalam blog mereka seperti para peserta
didik saya yang sangat bangga dengan sekolahnya. Lihatlah wajah-wajah
mereka dalam foto di atas!
Saya
tertegun sesaat, ketika salah satu sahabat saya bercerita tentang
kunjungannya ke beberapa negara di Eropa. Orang Perancis sangat bangga
dengan bahasa nasionalnya. Setiap turis asing yang melancong ke
negerinya akan diarahkan untuk mengenal, dan mengerti bahasa Perancis.
Begitupun dengan orang Jerman, dan Swiss. Berbeda sekali dengan negeri
yang kita cintai ini. Kita justru lebih suka berbahasa Inggris daripada
bahasa sendiri. Para turis asing yang berwisata ke negeri ini tidak kita
arahkan untuk mengenal, dan mengerti bahasa Indonesia. Jarang sekali
saya temui, ada turis asing dari manca negara yang langsung diajarkan
bahasa Indonesia oleh guide atau pemandu wisata di negeri ini. Misalnya dengan kata-kata, “Hai apa kabar?” atau “Selamat datang di negeri impian dan negeri surgawi Indonesia”.
Hal yang lebih menyakitkan lagi, para
guru di sekolah RSBI diminta menyampaikan materi pelajarannya dalam dua
bahasa (Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia), dan kalau bisa bahasa
Inggrisnya lebih ditonjolkan ketimbang bahasa Indonesia, karena sekolah
sudah diharuskan untuk bertaraf internasional dengan menguasai bahasa
Inggris. Padahal tidak seperti itu seharusnya penerapan bilingual dalam
pembelajaran di sekolah.
Bahasa hanya sebagai sarana saja
menyampaikan pesan. Jadi, bila seorang guru ingin pesannya sampai kepada
para peserta didik, gunakanlah bahasa Indonesia dalam menyampaikan
materinya, dan bukan memakai bahasa Inggris yang terlihat keren
didengar, tetapi tidak dipahami pesannya oleh peserta didiknya. Oleh
karenanya, penerapan dua bahasa (bilingual) di sekolah-sekolah kita,
terutama sekolah RSBI/SBI harus dievaluasi segera agar supaya generasi
penerus bangsa ini bangga dengan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia harus terus dipakai
dalam dunia pendidikan kita. Posisinya tak boleh tergantikan dengan
bahasa internasional. Bahasa Indonesia harus terus berkembang, dan
dikembangkan oleh para guru di sekolah agar kesusastraan terus
bermetamorforsis mencapai keindahannya. Bahasa Indonesia harus menjadi
bahasa resmi di negeri sendiri dalam hal berkomunikasi. Dia harus
menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
Sebagai sarana komunikasi, bahasa juga
mampu membangun keterampilan berkomunikasi, keterampilan menyampaikan
pendapat, gagasan, dan pandangan dalam menyikapi suatu persoalan yang
dihadapi dalam kehidupan pada era global ini. Keterampilan seperti itu
tentu sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan zaman.Tak Terkecuali,
para blogger yang telah memiliki blog sendiri di internet, dan
mengelolanya secara mandiri.
Kenapa kita tak bangga dengan bahasa Indonesia?
Dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini, blog berhasil merebut perhatian masyarakat dan menjadi trend
yang sangat digemari, terutama di kalangan pengguna internet. Atas
dasar itu, banyak lembaga menyelenggarakan lomba blog dengan maksud
untuk memberikan penghargaan kepada pembuat blog yang bernilai unggul,
baik dari sisi artistik, informatika, maupun kemanfaatan isi yang
termuat di dalam blog tersebut.
Lomba itu diadakan untuk membiasakan
diri para blogger agar mampu menulis dengan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Dengan begitu seorang blogger akan memiliki peran tersendiri
dalam mempublikasikan khasanah ilmu, dan kesusastraan Indonesia di ranah
maya.
Para pengelola blog atau blogger
seharusnya bangga dengan bahasa kita. Kebanggaannya itu harus
dipublikasikannya dalam bentuk tulisan atau postingan di blog yang
senantiasa mencerminkan kebanggaan dan kecintaan kepada bahasanya
sendiri. Berusaha untuk menyuguhkan informasi yang dapat dipahami dan
dimengerti dengan bahasa Indonesia yang mudah dicerna oleh siapa saja
para pengguna inernet (netter) yang membaca blognya itu.
Kenapa kita tak bangga dengan bahasa
Indonesia? Jawabnya, karena kita tidak membiasakan diri menulis dan
membaca dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu,
peran guru TIK sangat penting agar mampu mengarahkan para peserta
didiknya untuk mampu menulis dalam blog mereka dalam bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Sebagai seorang pengajar mata pelajaran
TIK di SMP, hal di atas itulah yang saya lakukan. Saya pun mengumpulkan
alamat link blog peserta didik dalam sebuah blog di http://materi-tik-smp.blogspot.com/.
Dengan begitu, saya bisa memantau tulisan-tulisan mereka, dan mengambil
tulisan terbaik untuk diterbitkan dalam majalah sekolah yang bernama GEMA SMP Labschool Jakarta. Mari bangga berbahasa Indonesia.
sumber: http://wijayalabs.com